Popular Post

22 August 2016

Luangkan Waktu

 Aku menghabiskan satu jam di sebuah bank dengan ayahku. Beliau hendak mentransfer sejumlah uang. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya. “Kenapa tidak aktifkan saja internet banking?”

“Kenapa kita mesti melakukan itu?” Ayahku balik bertanya.


“Ya, supaya kita tidak perlu menghabiskan sejam hanya untuk transfer. Kita bahkan bisa belanja online, dan segala sesuatunya akan menjadi sangat mudah.” Aku begitu bersemangat memperkenalkannya pada dunia internet banking.

Ayahku lantas bertanya, “Jadi kita tidak harus keluar rumah?”

16 March 2016

Bantuan Tulus Seorang Ibu Guru

 
Di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya. 

Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yang lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya. 

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini. 

Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,” “..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini. 

26 February 2016

Cara Pandang Terhadap Proses Kehidupan

Seorang ayah memiliki 4 orang anak, ayah tersebut meminta anak-anaknya untuk pergi ke hutan melihat sebuah pohon pear dalam kurun waktu yang berbeda.


Anak ke 1 pada bulan Januari,
Anak ke 2 pada bulan April, 
Anak ke 3 pada bulan Juli, 
Anak ke 4 pada bulan Oktober.


Setelah pulang dari hutan, masing-masing anaknya memberi laporan yang berbeda.


Anak pertama, “Pohon pear adalah pohon yang merangas, jelek dan batangnya bengkok.


Anak kedua,“Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan’.


Anak ketiga, “Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang menebarkan bau yang harum”.


Anak keempat “Pohon pear adalah pohon yang penuh dengan buah yang matang dan ranum”.


12 January 2016

Selalu Tinggalkan Kantor Tepat Waktu



Orang yang bekerja sampai larut malam dikantor, bukanlah pekerja keras. Melainkan orang yang bodoh yang tidak tahu cara me-manage pekerjaan. Dia adalah orang yang tidak efisien dan tidak kompeten dalam pekerjaannya.

Bekerja adalah proses yang tidak pernah berhenti, tidak akan pernah selesai. Perhatian terhadap klien adalah penting, tetapi keluargamu lebih penting. Jika kamu jatuh dalam hidupmu, bukan boss ataupun klienmu yang akan menolong, tetapi keluarga dan teman dekat yang membantumu.

Hidup tidak hanya tentang bekerja, kantor dan klien, tetapi ada hidup yang lain yaitu bersosialisasi, rekreasi, releks dan olahraga. Jangan membuatnya tanpa arti. Kamu tidak bersekolah tinggi dan berjuang hanya untuk menjadi mesin /  robot.

Apabila boss anda memaksamu untuk pulang larut malam, bisa jadi dia adalah orang yang tidak efektif dan tidak mengetahui apa arti hidup.

Cintai pekerjaanmu, tapi jangan cintai perusahaan. Karena kamu tidak akan pernah tahu, kapan perusahaan itu berhenti mencintaimu.
 

{visit http://ins-story.blogspot.com for more inspirational story}

14 February 2013

5 Filosopi Pensil

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?"

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,
"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai".

"Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

"Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu